Selamat datang Kawan!

Menulis bersama angin...
ayo merdeka! ^-^v

Kamis, 04 Februari 2021

PROLOG

        

        Pukul 22: 22WIB.

Rupanya kopi yang diminum Rania tadi sore bereaksi di tubuhnya dan mengalahkan obat tidur dari dokter psikiatri yang dia minum setiap malam. Ditambah dengan ketegangan karena mendapat tugas menulis novel di Kelas Menulis Online yang sedang digelutinya membuat dia semakin tidak bisa tidur.

Meskipun telah menguap berkali-kali dan mata Rania rasanya sudah lelah, tapi tak kunjung bisa memejamkan mata dan terlelap. Padahal Rania berencana untuk bangun pukul 02:30 WIB esok hari dan mulai menulis tugas novel yang sekarang mulai ditekuninya perlahan-lahan.

Ya, baru saat ini Allah SWT memberikan kemudahan bagi Rania untuk mengikuti kelas menulis online seperti yang disarankan Mbak Cantika, kakak sepupunya. Rania pun berpikir, “Baiklah tak apa-apa begadang satu malam, malam ini saja untuk mulai menulis naskah tugas menulis novel.”

Rania mulai membuka seluruh catatan yang digunakan sebagai catatan harian dan berbagai konsep buku yang telah dia buat dulu. Memang, cita-cita untuk menjadi penulis adalah cita-cita Rania sejak kelas X SMA, yaitu sekitar 15 tahun yang lalu. Lalu ditegaskan lagi setelah Rania lulus kuliah di universitas jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Dengan dibantu oleh Mbak Cantika, pada tanggal 27 April 2016 Rania mengukuhkan bahwa cita-citanya adalah ingin menjadi penulis dan pengusaha.

Akan tetapi semua tidak semulus yang direncanakan. Penyakit bipolar yang menyerang Rania membuatnya kesulitan untuk mewujudkan mimpi dan cita-citanya. Lima tahun berlalu, belum ada satu judul pun tulisan Rania yang berhasil ditulis dan diterbitkan. Meskipun sudah banyak buku-buku bisnis yang Rania baca, belum satu pun yang membawanya pada kemandirian finansial hingga hari ini.

Tetapi Allah SWT masih sayang kepada Rania. Meskipun terhalang penyakit bipolar yang seringkali kambuh dan membuatnya putus asa, Rania tidak membuang azamnya untuk menjadi penulis dan pengusaha. Di tahun 2021 ini Rania memulai hidup baru dan memutuskan untuk berjuang sekuat tenaga untuk mewujudkan mimpi dan cita-citanya. Ya, ini adalah tahun pertarungan antara bipolar dalam tempurung kepalanya dengan tekadnya untuk menggapai cita-cita.

Rania sadar bahwa bipolarnya ini membuatnya sulit berkonsentrasi dan mengingat sesuatu, juga kesulitan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Jadi biarlah novel yang akan Rania tulis hanya berisi kepingan-kepingan memori yang berhasil dia ingat sedikit demi sedikit.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar