Selamat datang Kawan!

Menulis bersama angin...
ayo merdeka! ^-^v

Jumat, 05 Februari 2021

KEPING 28 SEBUAH KEPUTUSAN

 

Punggung dan kepala Rania rasanya penat sekali pagi ini. Seperti biasa, karena terbangun terlalu dini membuatnya menjadi seperti masuk angin. Ditambah setelah mengerjakan beberapa pekerjaan rumah dan belanja untuk keperluan warungnya. Juga tabungan tulisan untuk 30 hari yang belum selesai menambah beban pikiran Rania.

Sejenak Rania merebahkan tubuhnya, rasany nikmat sekali terasa pada punggungnya. Dia ingin memejamkan mata namun teringat bahwa dia tidak boleh menunda-nunda pekerjaan, karena akhirnya pekerjaan itu akan menjadi mendesak. Sementara Rania tidak bisa bekerja dibawah tekanan. Kepalanya akan langsung terasa pusing dan menyerah akan menjadi pilihan yang diambilnya. Biasanya begitu.

Sudah beberapa hari rania menulis catatan ini. Dan pada akhirnya Rania harus memutuskan untuk menutup cita-citanya untuk menjadi seorang penulis. Memperjuangankan cita-citanya untuk menjadi seorang penulis propesional membutuhkan waktu lama dan bekerja dibawah tekanan deadline. Rania dan kepala pusingnya rasanya tidak sanggup untuk menjalani semuanya. Karena ada deadline yang dikejar membuat dia melupakan banyak hal, juga melalalikan amanahnya untuk mengelola dan mengembangkan wirausaha warungnya.

Semenatara yang Rania butuhkan sekarang adalah kebebasan finansial, itu goal kecil yang ingin ditujunya. Ah, mengapa pesimis begini sih? Bukannya Rania pesimis, meskipun ini memang sebuah bukti kepesimisan seorang anak manusia dalam menggapai cita-citanya. Tapi Rania mencoba realistis, menulis sampai melupakan waktu dan apapun tak bisa membuatnya kenyang. Sementara dia juga ingin membantu perekonomian orang tuanya.

Masih ada satu cita-cita yang dulu dituliskannya selain jadi penulis, yaitu menjadi seorang pengusaha. Ini lebih realistis untuk dikejar dan diperjuangkan oleh Rania. Meskipun masih wirausaha kecil-kecilan tetapi Rania merasakan progress dalam kegiatan wirausaha yang ditekuninya, yang tak banyak diceritakan dalam catatan 30 hari ini.

Cita-cita Rania adalah menjadi pengusaha yang memiliki team penjualan yang solid. Sekarang pun Alhamdulillah Rania sudah memiliki seorang tem yang membantunya memasarkan barang dagangan. Dari modal awal 50 ribu Rania mencoba untuk bejualan, sampai akhirnya ayah dan ibu Rania memutuskan untuk membuatkan warung semi café untuk Rania.

Sekarang bentuknya masih hanya sebatas warung biasa, karena masih sedikit yang datang dan barang yang dijual pun belum lengkap. Tapi jika Rania berusaha memperjuangkannya, dengan izin Allah SWT warung ini Rania harap dapat berkembang dan bisa menggaji karyawan.

Itu yang dipikirkan Rania. Sebenarnya bukan Rania akan berhenti menulis sama sekali. Rania akan tetap menuls tapi hanya jika ada waktu senggang saja. Tidak akan seperti sekarang benar-benar memfokuskan diri untuk menyelesaikan tulisan sampai melupakan promosi dan mengelola warungnya.

Cita-cita rania dulu ada tiga, yaitu menjadi ibu rumah tangga, menjadi penulis, dan menjadi pengusaha. Menurut saran Mbak Cantika, cita-cita untuk menjadi ibu rumah tangga dicoretnya karena kalau sudah menikah memang sudah pasti akan mengurus keluarga kecil. Menjadi penulis Rania coba untuk merintisnya dengan mengikuti pelatihan menulis online KMO ini, tapi progressnya masih kecil dan membuat usahanya cukup terbengkalai. Jadi rania memutuskan kalau menulis hanya akan dijadikan hobi saja, bukan kegiatan propesional untuk mencari keuntungan finasial.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar