Selamat datang Kawan!

Menulis bersama angin...
ayo merdeka! ^-^v

Kamis, 04 Februari 2021

KEPING 9 DIA ADALAH AS-SYIFA

 

Ketika bipolar Rania kambuh untuk yang kesekian kalinya. Saat Rania  dibawa dan dirawat di rumah sakit jiwa. Tidak ada yang menasihatinya soal agama. Bukan tidak ada yang peduli, tetapi orang-orang yang mengenal Rania tahu, ketika Rania mulai melepas jilbabnya keluar rumah, itu berarti penyakitnya sedang kambuh kembali.

Sampai sekarang juga Rania tidak mengerti mengapa seperti itu. Yang jelas setiap kali penyakitnya memburuk, Rania akan kehilangan pegangan dan keimanannya. Jilbab yang sehari-hari dia kenakan mulai dia lepaskan, bahkan Rania muali meninggalkan shalat sama sekali. Itu semua mungkin karena waham yang salah, yang kemudian menguasai pola pikir, pola tindak, hingga pola sikapnya.

Memang, ketika Rania kambuh yang ada dipikirannya adalah surga dan neraka. Kadangkala Rania berada pada fase mania yang membuatnya merasa di surga, jadi buat apa dia memakai jilbab dan solat. Toh dia sudah berada di surga yang menyenangkan.

Atau ketika berada dalam fase depresi yang berat, Rania akan merasa dirinya berada di neraka. Segala yang ada dalam pikirannya hanyalah penderitaan dan kemelaratan. Ekspresi setiap orang jadi menyeramkan. Dan dia berpikir untuk apa shalat, semua itu sudah tidak ada artinya karena dia sudah berada di neraka Allah SWT.

Hari itu Rania dan Ayah berada di rumah ustad Adzam yang melakukan treatment kepada Rania dengan metode rukyah. Rania curhat juga kepada ustadz bahwa dia kehilangan kemampuannya membaca buku. Lalu ustadz Adzam mengatakan lebih baik membaca buku kamu alihkan dulu dengan membaca Al-Qur’an. Ayah Rania juga menambahkan, “Iya, pokoknya program Ayah buat kamu sekarang khatam Al-Qur’an saja. Tidak perlu memikirkan hal lain.”

Akhirnya setiap hari Rania mulai membaca Al-Qur’an halaman demi halaman. Tidak bisa banyak, paling hanya satu atau dua halaman setiap kali membaca. Tapi Rania tidak bersedih, dia ingat salah satu hadits bahwa salah satu amalan yang Allah SWT senangi adalah amalan yang kecil tapi dilakukan terus menerus. Akhirnya meskipun hanya bisa membaca satu-dua halaman, Rania tetap senang.

Rania mulai merasakan ketenangan ketika membaca Al-Qur’an itu. Setiap kali ketakukan akan masa depan datang menyeruak dalam dada dan pikirannya, Rania membuka Al-Qur’an berjilid emas yang dulu dijadikan mas kawin oleh mantan suaminya itu. Setelah membacanya, perasaannya kembali tenang. Malah membaca Al-Qur’an mulai menjadi kebutuhan bagi Rania, karena kalau satu hari saja tidak membaca, perasaannya akan tidak tenang. Sejak saat itu Rania memiliki obat baru setiapbipolarnya membuat perasaanya tidak karuan, ya As-Syifa adalah nama lain dari Al-Qur’an. Dia adalah obat bagi segala penyakit. Ya, meskipun setiap artikel dan dokter mengatakan bahwa bipolar adalah penyakit yang bisa bertahan lama bahkan seumur hidup, tapi bagi Allah SWT tidak ada yang tidak mungkin bukan? Untuk membuat Rania sembuh dan menggapai mimpinya adalah hal yang mudah bagi-Nya. Wallahu’alam.

Semoga Al-Qur’an yang berfungsi juga sebagai obat atau as-syifa dapat menggantikan obat kimia yang harus rania minum seumur hidupnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar