Selamat datang Kawan!

Menulis bersama angin...
ayo merdeka! ^-^v

Jumat, 05 Februari 2021

EPILOG

 

Alhamdulillah Rania berhasil menyelesaikan tugas dari pelatihan menulis online yang diikutinya. Ini adalah pencapaian kecil yang harus disyukuri oleh Rania, akhirnya dia bisa menyelesaikan satu pekerjaan meskipun hampir selama beberapa hari hanya fokus menulis saja.

Sebenarnya tidak ada kata realistis atau tidak realistis dalam mengejar sebuah cita-cita. Yang ada hanyalah pesimis dan optimis. Berhenti atau tetap terus memperjuangkan cita-cita itu hingga akhirnya terwujud. Dan tugas kita terhadap mimpi-mimpi itu adalah mewujudkannya, tak ada pilihan lain.

Meskipun Rania mengatakan tidak akan mengejar cita-cita untuk menjadi seorang penulis, sebenarnya masih ada satu proyek tulisan lagi yang ingin Rania coba untuk selesaikan. Hanya saja Rania akan lebih santai mengerjakannya, karena akan menjadikannya sebatas hobi saja, bukan tuntutan propesional.

Rania sadar kalau kemampuan menulisnya ini harus disyukuri, dengan cara tidak benar-benar berhenti sama sekali dari kegiatan menulis. Rania akan tetap menulis, tapi seperti saat SMP dahulu, dia menulis untuk dirinya sendiri atau menulis untuk orang-orang yang disayanginya saja.

Sebenarnya beberapa waktu setelah pulang dirawat di rumah sakit Jiwa, biasanya Rania merasakan kalau mood-nya membaik selepas dia menulis satu atau dua halaman catatan harian yang tidak bertema. Suasana hatinya yang kacau seketika sembuh setelah dia mengetik kalimat demi kalimat yang tak terlalu dipikirkannya.

Entahlah, mengazamkan diri untuk menjadi penulis propesional memberikan beban yang cukup besar bagi Rania. Karena itu artinya dia harus melatih satu jurus sebanyak 1000 kali, dan harus benar-benar meluangkan waktu untuk itu. Sementara kegiatan berwirausaha cukup menyita pikiran dan tenaganya hingga menjadi cukup melelahkan.

Tidak ada yang tidak mungkin, Rania meyakini itu. Menjadi seorang pengusaha dan membuat sebuah buku atau naskah yang berguna untuk orang banyak tetaplah menjadi mimpi Rania. Meskipun kali ini Rania merubah penulis propesional menjadi sekadar hobi yang harus disyukuri, namun mimpi-mimpi Rania akan tetap hidup.

Ini hanya soal prioritas. Kebebasan finansial bagi Rania lebih mendesak saat ini karena dia tidak ingin terus menerus merepotkan orang tuanya dengan segala kebutuhannya. Dia ingin segera dapat memenuhi kebutuhan sendiri dari hasil keringatnya sendiri dan bukan terus menerus dari orang tua. Meskipun tetap saja semuanya dari Allah SWT.

Setelah catatan terakhir ini selesai ditulis, sebenarnya Rania jadi semakin ingin menulis. Dia tidak ingin menghapus kegiatan menulis ini dari kegiatannya. Meskipun begitu, selesainya naskah ini memberikan rasa optimis kepada Rania bahwa dia akan bisa meraih mimpinya untuk menjadi seorang pengusaha. Loh, kok bisa? Karena pada awalnya Rania pesimis dapat mengikuti kelas sampai akhir, namun akhirnya tercapai juga.

Begitupun untuk menjadi pengusaha, memang Rania sekarang ini masihlah penjual kecil-kecilan yng keuntungannya pun belum cukup untuk memenuhi semua kebutuhannya. Tapi insyaallah dengan berjalannya waktu, dan usaha maksimal, Rania yakin bisa mencapai kebebasan finansial. Setelah itu terwujud Rania bisa menulis lagi sesuka hatinya.

TAMAT




Tidak ada komentar:

Posting Komentar