Selamat datang Kawan!

Menulis bersama angin...
ayo merdeka! ^-^v

Jumat, 05 Februari 2021

KEPING 24 SAAT MOTIVASI MELEMAH

 

Membandingkan diri dengan orang lain memang kerap kali menghadirkan kesedihan dan kemurungan bagi Rania. Dia kerap kali membandingkan dirinya dengan Dara, adik pertamanya yang bertubuh sehat. Banyak pekerjaan rumah yang bisa Dara kerjakan dalam satu hari, tidak seperti dirinya Dara seperti tidak pernah malas dan loyo.

Seperti hari ini, Rania mengantuk tak berkesudahan. Sementara Dara begitu gesit mengurus bayi dan pekerjaan rumah yang harus dilakukannya. Rania mengira mungkinkah Dara bisa segesit itu karena porsi makannya yang banyak? Ya, adik pertamanya itu meskipun badannya kecil tapi porsi makannya cukup banyak. Rania menirunya beberapa hari, tapi tetap saja dia lamban dan loyo. Apalagi makan yang banyak malah membuatnya sering mengantuk.

Lalu apa yang menjdi masalah dengan tubuhnya? Apakah memang dia malas saja pada dasarnya? Rania jadi kesal pada dirinya sendiri. Kegiatan menulis hari ini pun jadi terkendala mengantuk yang tak berkesudahan. Padahal seumpama puzzle, Rania tinggal menyelesaikan enam keping lagi, tapi itulah yang terakhir yang paling sedikit yang paling sulit biasanya.

Kali ini Rania mencoba tidak membuat catatan dahulu di buku catatan karena mendapat pinjaman laptop dari ibu, jadi Rania langsung mengetik di laptop tanpa panduan. Dulu juga biasanya begitu sebelum laptop Rania rusak, tapi karena kebiasaan baru menulis dahulu di buku catatan membuat kata demi kata lebih tersendat dari biasanya. Mungkin peralihan kebisaan.

Tulisan Rania jadi semakin acak dan tak kunjung menjorok pada satu tema yang akan dijadikan judul olehnya, “Ya, ampun… menulis ternyata tak semudah yang kubayangkan,” pikir Rania. Satu bungkus wafer sudah habis dimakan namun tulisan belum menunjukan bentuknya. Setiap kali Rania berpikir untuk menyerah pada cita-citanya untuk menjadi penulis, dia selalu termotivasi setiap kali membuka instagram. Memang yang Rania follow hanya akun-akun motivasi saja.

Wafer sudah habis, taka da lagi yang bisa rania kunyah. Motivasi mulai melemah, Rania mulai mempertanyakan kembali untuk apa dia bercita-cita menjadi penulis. Usia sudah tak lagi muda, sudah kepala tiga, sementara dia baru mulai merintis. Untuk apa aku melakukan ini semua?

Untuk membuat tulisan-tulisan yang baik, seperti yang pernah dikatakan pemateri pelatihan menulis online KMO yang Rania ikuti.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar