Selamat datang Kawan!

Menulis bersama angin...
ayo merdeka! ^-^v

Selasa, 18 Maret 2014

Aku memang awam, begitu anehkah jika bercita-kan Mujahid dan Surga?

Umm, dengan gaya seperti apa aku harus menjabarkan judul di atas. Aku sedikit berpikir tadinya akan ku tulis dengan gaya yang sangat serius, tapi tidak jadi gara-gara baca tulisan Pidi Baiq. Ya, itu membuatku berpikir untuk merubah gaya menulisku yg beraliran melankolis cenderung galau menjadi gaya yang sedikit lebih cool. Sugan bisa. Karena serius malah banyak membuat jengah.

Ini tulisan pembuka untuk tulisan-tulisanku tentang Islam selanjutnya. Karena kemarin aku terlalu banyak berpikir, juga terlalu banyak mengulur waktu untuk mengisi blog ini akibat satu bundel tulisan yg tidak kelar-kelar (skripsi memang mengerikan).

Bukan tentang teori agama, karena aku tidak terlalu pintar. Hanya ingin berbagi cerita dan pengalaman. Ketika si awam menemukan cinta yang agung, hakikat hidup dalam cahaya Islam. Ketika si awam kemudian menyadari bahwa ada Allah Rabbul'alamin, malik yang Maha Luarbiasa. Ketika si awam memutuskan untuk belajar menapaki jalan Islam yang ternyata begitu indah.

Aku ingin bercerita ketika juga ketika (mungkin sampai sekarang juga) aku tampak begitu ajaib dan janggal karena tiba-tiba senang membicarakan Allah dengan tergagap-gagap. Senang berbicara tentang dakwah, jihad, Al-qur'an, ibadah, kisah Rasul dan sahabat dengan kosakata yang seadanya. Memimpikan surga dan inginkan mati sebagai syuhada.

Aku ingin bercerita tentang bagaimana aku dibuat kagum dengan persahabatan Rasulullah dengan para sahabat. Ketika Rasulullah pergi ke Thaif bersama Zaid bin Haritsah dan diusir dengan jahat. Ketika Bilal disiksa dengan keji tapi kuat bertahan hanya dengan memegang satu kata 'Ahad'. Tentang bagaimana tenang dan yakinnya Abu Bakar terhadap semua yang dibawa dan dikatakan Rasulullah. Tangguhnya Umar bin Khattab hingga membuat kafirin gentar. Apa yang dibawa Rasulullah Muhammad Saw itu? Bagimana Rasulullah dan para sahabat memperjuangkannya? Apa hubungannya dengan hidup kita sekarang yang terhalang waktu yang begitu lama?

Aku ingin bercerita bahwa mereka yang terdahulu bukan hanya sejarah. Karena perjalanan dunia tidak terputus dan semuanya belum sampai tujuan...terhubung dalam satu benang merah. Terangkum dalam sebuah tanya, yang teramat besar maknanya bagiku.

Untuk apa kita dihidupkan?

Umm... Belum bisa mikir.
Sudah kubilang ini hanya tulisan pembuka saja, jadi loncat-loncat entah kemana bahasannya. Aku hanya ingin bisa menulis suatu sebagai ungkapan syukurku, karena Allah yang membuatku bisa menulis dan ingin menulis.
Si awam juga ingin belajar menjadi orang yg bersyukur, mendayagunakan semua yg Rabb-nya titipkan untuk mengagungkan-Nya.

Jika tulisannya jelek dan banyak salah. Ya karena ditulis oleh aku yang masih manusia. Semoga dimaafkan. Karena kebenaran itu datangnya dari Allah, dan kesalahan adalah mutlak dariku yang awam (tapi sedang bersemangat untuk belajar hidup benar).

Gak nyambung sama judul ya? Umm....