Selamat datang Kawan!

Menulis bersama angin...
ayo merdeka! ^-^v

Kamis, 14 Februari 2013

Curhat PPL


Fyuuh, akhirnya bisa masuk ke blog ini setelah bolak-balik nyoba alamat g mail.
Aslinya, inget sandi tapi lupa alamatnya =,="


Inilah ini, setelah hampir tiga minggu melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)...
setelah melewati begitu banyak keluhan...
mengalami berbagai macam ketegangan...
melihat berbagai senyuman....

Inginnya aku menuliskan sesuatu yang baik-baik saja, betapa aku yang sejak lama menyukai dunia pendidikan turun ke dunia nyata (baca: sekolah). (Mungkin seharusnya) itu menjadi pemantik semangat saya, juga jalan untuk menemukan kebahagiaan dalam setiap interaksi bersama anak-anak muda penuh potensi ini. Mungkin seperti berbagai pengalaman kawan-kawan saya yang menemukan pengalaman-pengalaman istimewa selama berjuang untuk menjadi "gurunya manusia".
Mencintai PPLnya, atau mungkin berusaha menikmati itu.


Hal pertama yang terasa ketika menapaki dunia PPL ini adalah: hidupku penuh dengan keluhan.
Tapi tak akan ku umbar di sini karena sudah ada kawan yang selalu mengingatkan. Mengeluhkan jalan hidup ini sama saja dengan mengeluh atas apa yang telah Allah takdirkan, berburuk sangka atas ketentuan yang Maha Tahu Segala Sesuatu. Tidak bersyukur yang berarti buta atas nikmat-Nya yang tak henti barang sedetik pun.


فَبِأَيِّآلَاءرَبِّكُمَاتُكَذِّبَانِ

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
(QS. 55:13)


Jadi kini berusaha menikmati dan membaca setiap "pembelajaran" yang Allah berikan dalam setiap peristiwa dan keadaan.

***

Di sekolah ini, dengan kegiatan PPL yang melatih untuk menjadi seoang guru ini, untuk pertama kalinya setelah hampir 22 tahun, membuatku mengatakan: "Aku tidak mau menjadi guru!".
Masuk ke sekolah, benar, seperti masuk kedalam sebuah panci bertekanan tinggi. Ribet dengan hal-hal berbau dokumentasi yang penuh keterpaksaan, suasananya membuatku yang mudah tertekan ini semakin tertekan.

Aku terjebak pada lingkaran produksi yang bagiku tampak seperti sebuah pabrik, dengan aku sebagai salah satu mesinnya. Ku pikir, guru juga manusia. Sama seperti siswa yang senang belajar dan mencoba, menemukan hal-hal baru yang bermanfaat namun menyenangkan. Melelahkan namun memberikan kebahagiaan, seperti anak-anak yang susah berhenti bermain kejar-kejaran. 

Guru dan murid belajar bersama, saling memberi, saling membagi, dengan tempat duduk yang sejajar dan sama tinggi. Guru membagikan apa yang dia punya, bersabar dan berusaha membimbing, saling menasihati dengan ketulusan yang murni, lalu mengembalikan semuanya kepada Allah pembimbing yang sesungguhnya. Siswa berusaha mendapatkan apa yang dia ingin tahu, membagikan yang dia tahu, kadang ngeyel dan keukeuh, kadang jengkel kepada guru, tapi belajar dengan bahagia karena memang merasa butuh dan perlu mengetahui itu untuk kehidupannya.

Jalan satu-satunya yang masih harus ku pelajari dan ku tanamkan dalam hati: Lillah.
Biar ketika ku tak menemukan rasa nyaman, rasa senang, dan kerelaan... aku akan menemukan rasa sayang dan sebuah harapan: semua ini untuk-Nya, untuk Allah tersenyum kepadaku, saat tiba hari kembali semua makhluk kepada Pemiliknya.

Dan sebuah prasangka yang selalu bening...ya, masih sulit. Meski bukan tak mungkin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar